MODUL IV
Judul
Enzim
Tujuan
Mengetahui kerja enzim amilase
Dasar
Teori
Enzim
adalah protein spesifik yang berfungsi sebagai biokatalisator
(mempercepat proses hidrolisis). Sebagai katalisator, enzim harus bersifat
efektif (dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dibandingkan jumlah substrat),
tidak ikut serta dalam proses reaksi (sifat dan jumlah tidak berubah), dapat
diperoleh kembali pada akhir reaksi, dan bersifat spesifik. Dalam proses
pencernaan makanan, enzim berperan dalam pencernaan zat secara kimiawi. Dengan
adanya enzim maka penggunaan energi untuk proses pencernaan akan lebih kecil.
Reaksi-reaksi
yang terjadi dalam sel hidup berlangsung sangat cepat berkat adanya enzim.
Enzim disintesa diaktivitasnya. Karena enzim terdiri dari protein, maka
sifat-sifat kimia dan fisika protein pada umumnya berlaku juga untuk enzim. Dan
juga golongan enzim dapat mengkatalisis beberapa reaksi, seringkali hanya satu
reaksi saja.Ini merupakan salah satu sifat enzim . ada juga golongan enzim
yang dapat mengkatalisis jenis reaksi yang sama, misalnya pemindahan fosfat,
oksidasi reduksi, dan sebagainya. Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,keasaman, kofaktor dan inhibitor.
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah.
Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah
yang meningkatkan aktivitas enzim.
Konsentrasi
enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim
semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu
enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang
berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk
menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya.
Oleh karenanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar
substrat.
Bila jumlah
enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya
peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim
bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim
lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau
disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max).
Enzim
digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut nama substratnya, enzim dibagi dalam enam kelompok golongan
besar, yaitu:
1. Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). (Anna Poedjiadi, 2004:152) enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat. Di sini alkohol adalah donor hydrogen, sedangkan senyawa yang menerima hidrogen adalah suatu koenzim nikotinadenindinukleotida.
Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). (Anna Poedjiadi, 2004:152) enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat. Di sini alkohol adalah donor hydrogen, sedangkan senyawa yang menerima hidrogen adalah suatu koenzim nikotinadenindinukleotida.
2. Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltranferase, karboksiltransferase,dan lain-lain.
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltranferase, karboksiltransferase,dan lain-lain.
3. Hidrolase
Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amylase, dan lain-lain.
Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amylase, dan lain-lain.
4. Isomerase
Bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler. Contoh yang termasuk enzim ini ialah ribulosafosfat epimerase dan glukosa fosfat isomerase
Bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler. Contoh yang termasuk enzim ini ialah ribulosafosfat epimerase dan glukosa fosfat isomerase
5. Ligase
Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase.
Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase.
Hasil
Pengamatan
Tabung
|
Komposisi
dan Perlakuan
|
Uji
|
||
Iodin
|
Benedict
|
Keterangan
|
||
A
|
Saliva
+ amilum 1% (suhu kamar)
|
_
|
|
Positif
benedict
Negatif
iodin
|
B
|
Saliva
+ amilum 1% (dalam air mendidih)
|
+
|
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
C
|
Saliva
+ amilum 1% (dalam air es)
|
+
|
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
D
|
Air + amilum 1% (suhu kamar)
|
+
|
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
E
|
Saliva
+ amilum 1% (suhu kamar)
|
|
+
|
Negati
iodin
Positif
benedict
|
F
|
Saliva
+ amilum 1% (dalam air mendidih)
|
|
_
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
G
|
Saliva
+ amilum 1% (dalam air es)
|
|
_
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
H
|
Air + amilum 1% (suhu kamar)
|
|
_
|
Positif
iodin
Negatif
benedict
|
Pembahasan
Enzim
adalah biomolekul berupa protein yang bergungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutamaadalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali.
Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim
yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Pada
percobaan ini kita akan menguji kerja enzim amilase yang bekerja untuk
memecahkan atau merombak pati menjadi glukosa, yaitu dengan sampel yang di
gunakan adalaha saliva. Saliva merupakan suatu enzim yang membantu mencerna
makanan dengan cara melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu
proses pengunyahan dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan
menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan,
membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas
anti bakterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan makanan melalui
aktifitas enzim ptialin (amilase ludah) dan lipase ludah.
Dalam percobaan ini dilakukan
beberapa uji yaitu uji iodin dan uji benedict. Uji iodin atau larutan
iodin yang di gunakan berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya
reaksi yang di tandai dengan adanya perubahan warna. Sedangkan uji benedict
menunjukan kerja enzim degan adanya perubahan warna dan terjadi endapan. Selain
itu, uji iodin juga bertujuan untuk melihat adanya kandungan amilum pada suatu
larutan, sedangkan uji benedict untuk
melihat adanya gula pereduksi Dari pengamatan
yang dilakukan bahwa saliva yang digunakan menunjukan hasil positif (+) dalam
uji iodin dengan terjadinya perubahan warna. Dalam percobaan dilakukan tiga
variasi suhu,suhu merupakan faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu campuran saliva dan amilum 1 % diberi label A dan E pada
tabung reaksi (pada suhu kamar), campuran saliva dan amilum 1 % diberi label B dan F
pada tabung reaksi (dalam air mendidih), campuran saliva dan amilum 1 % diberi label C dan G
(dalam air dingin),
dan campuran air dan amilum 1 % diberi label D dan H (pada suhu kamar). Untuk
tabung A-D dilakukan uji iodin dan tabung E-H dilakukan uji benedict.
Berdasarkan hasil pengamatan, tabung reaksi yang
menunjukkan (+) iodin, yaitu tabung B, C, dan D. Sedangkan pada uji benedict,
tabung yang menunjukkan (+) benedict yaitu tabung E dan tabung F, G, H (-)
benedict.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung A dan E terjadi
kenaikan suhu lingkungan yang akan meningkatakan energi kinetik enzim dan
frekuensi tumbukan antara molekul enzim dan substrat, sehingga enzim aktif dan
keaktifan ini yang menyebabkan amilum dapat terhidrolisis. Pada tabung B dan F enzim mengalami denaturasi irreversible
yang pada suhu awal mengalami perubahan kenaikan suhu sebelum terjadinya proses
denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi, namun kenaikan suhu pada saat
mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi, hal ini terjadi karena kedua tabungbtersebut berada
pada suhu yang realtif tinggi.
Pada tabung C dan G dimasukkan
kedalam es (air dingin) sehingga enzim yang dalam keadaan suhu rendah terhenti
secara reversible sehingga tidak terjadinya proses hidrolisis pada amilum. Pada tabung D dan H, enzim amilase tidak dapat mengubah
pati menjadi disakarida, hal ini disebabkan karena tidak terdapat saliva dalam
tabung reaksi.
Tabung
A dan E disebut sebagai tabung kontrol karena sudah jelas bahwa enzim amilase
bekerja baik pada suhu kamar.
Kesimpulan
Dari praktikum
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerja enzim amilase salah satunya
dipengaruhi oleh suhu. Enzim amilase dapat bekerja baik pada suhu kamar atau
suhu optimum, pada suhu tinggi enzim akan mengalami denaturasi sedangkan pada
suhu sangat rendah atau mencapai titik beku enzim tidak aktif sehingga tidak
mampu memecah amilum.
Kemungkinan
Kesalahan
Kemungkinan kesalahan terjadi pada saat pemindahan
saliva dari tabung A-D ke tabung E-H dengan menggunakan pipet yang sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Sirajuddin, Saifuddin. 2011.
Penuntun Pratikum Biokimia. Makasar: UNHAS
Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sadikin, Mohammad. 2001. Biokimia
Eksperiman Laboratorium. Jakarta: Widya Medika
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta: UI-Press
Machfoeds, Ircham. 2008. Gigi dan
Mulut. Yogyakarta: Fitramaya
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar