Pages

Sabtu, 28 Juni 2014

ENZIM

MODUL IV
Judul
Enzim
Tujuan
Mengetahui kerja enzim amilase
Dasar Teori
Enzim adalah protein spesifik yang berfungsi sebagai biokatalisator (mempercepat proses hidrolisis). Sebagai katalisator, enzim harus bersifat efektif (dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dibandingkan jumlah substrat), tidak ikut serta dalam proses reaksi (sifat dan jumlah tidak berubah), dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi, dan bersifat spesifik. Dalam proses pencernaan makanan, enzim berperan dalam pencernaan zat secara kimiawi. Dengan adanya enzim maka penggunaan energi untuk proses pencernaan akan lebih kecil.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam sel hidup berlangsung sangat cepat berkat adanya enzim. Enzim disintesa diaktivitasnya. Karena enzim terdiri dari protein, maka sifat-sifat kimia dan fisika protein pada umumnya berlaku juga untuk enzim. Dan juga golongan enzim dapat mengkatalisis beberapa reaksi, seringkali hanya satu reaksi saja.Ini merupakan salah satu sifat enzim . ada juga golongan enzim yang dapat mengkatalisis jenis reaksi yang sama, misalnya pemindahan fosfat, oksidasi reduksi, dan sebagainya. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substratsuhu,keasamankofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat.
Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum (V max).
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, enzim dibagi dalam enam kelompok golongan besar, yaitu:
1.      Oksidoreduktase
            Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). (Anna Poedjiadi, 2004:152) enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat. Di sini alkohol adalah donor hydrogen, sedangkan senyawa yang menerima hidrogen adalah suatu koenzim nikotinadenindinukleotida.
2.      Transferase
            Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltranferase, karboksiltransferase,dan lain-lain.
3.      Hidrolase
            Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amylase, dan lain-lain.
4.      Isomerase
            Bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler. Contoh yang termasuk enzim ini ialah ribulosafosfat epimerase dan glukosa fosfat isomerase
5.      Ligase
            Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase.                 

Hasil Pengamatan
Tabung
Komposisi dan Perlakuan
Uji
Iodin
Benedict
Keterangan
A
Saliva + amilum 1% (suhu kamar)
_

Positif benedict
Negatif iodin
B
Saliva + amilum 1% (dalam air mendidih)
+

Positif iodin
Negatif benedict
C
Saliva + amilum 1% (dalam air es)
+

Positif iodin
Negatif benedict
D
Air + amilum 1% (suhu kamar)
+

Positif iodin
Negatif benedict
E
Saliva + amilum 1% (suhu kamar)

+
Negati iodin
Positif benedict
F
Saliva + amilum 1% (dalam air mendidih)

_
Positif iodin
Negatif benedict
G
Saliva + amilum 1% (dalam air es)

_
Positif iodin
Negatif benedict
H
Air + amilum 1% (suhu kamar)

_
Positif iodin
Negatif benedict
Pembahasan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang bergungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutamaadalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Pada percobaan ini kita akan menguji kerja enzim amilase yang bekerja untuk memecahkan atau merombak pati menjadi glukosa, yaitu dengan sampel yang di gunakan adalaha saliva. Saliva merupakan suatu  enzim yang  membantu mencerna makanan dengan cara melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses pengunyahan dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas anti bakterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan makanan melalui aktifitas enzim ptialin (amilase ludah) dan lipase ludah.
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa uji yaitu uji iodin dan uji benedict. Uji iodin atau larutan iodin yang di gunakan berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang di tandai dengan adanya perubahan warna. Sedangkan uji benedict menunjukan kerja enzim degan adanya perubahan warna dan terjadi endapan. Selain itu, uji iodin juga bertujuan untuk  melihat adanya kandungan amilum pada suatu larutan, sedangkan uji benedict untuk  melihat adanya gula pereduksi Dari pengamatan yang dilakukan bahwa saliva yang digunakan menunjukan hasil positif (+) dalam uji iodin dengan terjadinya perubahan warna. Dalam percobaan dilakukan tiga variasi suhu,suhu merupakan faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu campuran saliva dan amilum 1 % diberi label A dan E pada tabung reaksi (pada suhu kamar), campuran saliva dan amilum 1 % diberi label B dan F pada tabung reaksi (dalam air mendidih), campuran saliva dan amilum 1 % diberi label C dan G (dalam air  dingin), dan campuran air dan amilum 1 % diberi label D dan H (pada suhu kamar). Untuk tabung A-D dilakukan uji iodin dan tabung E-H dilakukan uji benedict.
Berdasarkan hasil pengamatan, tabung reaksi yang menunjukkan (+) iodin, yaitu tabung B, C, dan D. Sedangkan pada uji benedict, tabung yang menunjukkan (+) benedict yaitu tabung E dan tabung F, G, H (-) benedict.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung A dan E terjadi kenaikan suhu lingkungan yang akan meningkatakan energi kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antara molekul enzim dan substrat, sehingga enzim aktif dan keaktifan ini yang menyebabkan amilum dapat terhidrolisis. Pada tabung B dan F enzim mengalami denaturasi irreversible yang pada suhu awal mengalami perubahan kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi, namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi, hal ini terjadi karena kedua tabungbtersebut berada pada suhu yang realtif tinggi.
Pada tabung C dan G dimasukkan kedalam es (air dingin) sehingga enzim yang dalam keadaan suhu rendah terhenti secara reversible sehingga tidak terjadinya proses hidrolisis pada amilum. Pada tabung D dan H, enzim amilase tidak dapat mengubah pati menjadi disakarida, hal ini disebabkan karena tidak terdapat saliva dalam tabung reaksi.
Tabung A dan E disebut sebagai tabung kontrol karena sudah jelas bahwa enzim amilase bekerja baik pada suhu kamar.
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerja enzim amilase salah satunya dipengaruhi oleh suhu. Enzim amilase dapat bekerja baik pada suhu kamar atau suhu optimum, pada suhu tinggi enzim akan mengalami denaturasi sedangkan pada suhu sangat rendah atau mencapai titik beku enzim tidak aktif sehingga tidak mampu memecah amilum.
Kemungkinan Kesalahan
Kemungkinan kesalahan terjadi pada saat pemindahan saliva dari tabung A-D ke tabung E-H dengan menggunakan pipet yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Pratikum Biokimia. Makasar: UNHAS
Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sadikin, Mohammad. 2001. Biokimia Eksperiman Laboratorium. Jakarta: Widya Medika
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Machfoeds, Ircham. 2008. Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Fitramaya
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar